Jakarta - Ada dua inovator membudidayakan cacing tanah berasal Gunung Kidul.cacing bisa dikelolah untuk penyediaan pupuk kompos hingga obat penyakit tipus, menyuburkan tanah, dan memenuhi kebutuhan pakan ternak.
Inspirasi berternak cacing tanah ini bermula ketika Adhita Sri Prabakusuma dan Artina Prastiwi mengetahui kesulitan penduduk Gunung Kidul mencari pakan ikan yang mengandung protein 50 persen hanyasanggup menggemukkan badan ikan yang menggunakan Tepung ikan yang selama ini menjadi pakan utama ikan.
Mereka menemukan bahwa cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi yaitu mencapai 76 %. Cacing tanah ini juga dikenal santapan ikan paling lezat.
"Kami beranggap cacing tanah ini sangat cocok dibudidayakan sebagai pakan ikan," ujar Adhita kepada wartawan ketika di jumpai di Gedung BPPT.
Sehingga mereka mencari cara membudidayakan cacing tanah ini dalam jumlah besar. Akhir pun mereka berhasil menemukan cara pada sampah sebagai tempat pembiakan cacing.
Percobaan dilakukan dengan meletakkan cacing di dasar tempat sampah dan menunggu hasilnya beberapa hari kemudian. Dan ternyata, cacing berkembang pesat di tempat sampah.
Banyak keuntungan yang didapat, yaitu mengembangbiakan cacing tanah dalam jumlah besar, sampah yang terdegradasi alami berubah menjadi material vermikompos yang mengandung 13,88% humus dan 1,68% nitrogen. Materialdapat melampaui batas subur yang diterapkan pada standar nasional.
"Vermikompos ini sangat lebih subur dari material pupuk kompos lainnya," imbunya dia.
Hingga, harga cacing naik di daerah tersebut. Setiap kilogramnya dihargai Rp 165 ribu. Permintaan dan harga tinggi membuat warga mengikuti berternak cacing. Padahal, awalnya warga merasa menjijikkan dan kotor untuk beternak cacing tersebut.
Adhita punya kiat-kiat kalau warga ingin meningkatkan produksi cacing. Caranya dengan memakai tempat pembiakan tertentu seperti kotoran batang pisang lapuk, ampas tahu, kerbau, dan bubuk kayu.
Cacing tanah juga memiliki fungsi lainnya seperti, penyembuh penyakit tipus. Caranya, dengan mengeringkan cacing dan menumbuknya hingga halus. Hasil tumbukan kemudian dimasukkan ke dalam kapsul kemudian dimakan.
Adhita mengatakan bahwa penderita yang mengkonsumsi kapsul ini bisa sembuh dari demam yang menyertai penyakit tipus dalam waktu sehari.
"Jadi didapat tiga fungsi sekaligus dalam berternak cacing," imbuhnya.
Inovasi ini membuat mereka terpilih sebagai pemenang dalam lomba Greennovation Award 2011 yang diadakan oleh BPPT.
Inspirasi : Dari gambaran diatas bisa dilihat bahwa, inspirasi atau ide bisa didapatkan dimasa kita kekurangan atau kesulitan sesuatu. Yang akan mendapatkan inspirasi untuk mengimprovisasikan diri menemukan bahan pengganti dan memiliki fungsi lainnya.
Inspirasi berternak cacing tanah ini bermula ketika Adhita Sri Prabakusuma dan Artina Prastiwi mengetahui kesulitan penduduk Gunung Kidul mencari pakan ikan yang mengandung protein 50 persen hanyasanggup menggemukkan badan ikan yang menggunakan Tepung ikan yang selama ini menjadi pakan utama ikan.
Mereka menemukan bahwa cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi yaitu mencapai 76 %. Cacing tanah ini juga dikenal santapan ikan paling lezat.
"Kami beranggap cacing tanah ini sangat cocok dibudidayakan sebagai pakan ikan," ujar Adhita kepada wartawan ketika di jumpai di Gedung BPPT.
Sehingga mereka mencari cara membudidayakan cacing tanah ini dalam jumlah besar. Akhir pun mereka berhasil menemukan cara pada sampah sebagai tempat pembiakan cacing.
Percobaan dilakukan dengan meletakkan cacing di dasar tempat sampah dan menunggu hasilnya beberapa hari kemudian. Dan ternyata, cacing berkembang pesat di tempat sampah.
Banyak keuntungan yang didapat, yaitu mengembangbiakan cacing tanah dalam jumlah besar, sampah yang terdegradasi alami berubah menjadi material vermikompos yang mengandung 13,88% humus dan 1,68% nitrogen. Materialdapat melampaui batas subur yang diterapkan pada standar nasional.
"Vermikompos ini sangat lebih subur dari material pupuk kompos lainnya," imbunya dia.
Hingga, harga cacing naik di daerah tersebut. Setiap kilogramnya dihargai Rp 165 ribu. Permintaan dan harga tinggi membuat warga mengikuti berternak cacing. Padahal, awalnya warga merasa menjijikkan dan kotor untuk beternak cacing tersebut.
Adhita punya kiat-kiat kalau warga ingin meningkatkan produksi cacing. Caranya dengan memakai tempat pembiakan tertentu seperti kotoran batang pisang lapuk, ampas tahu, kerbau, dan bubuk kayu.
Cacing tanah juga memiliki fungsi lainnya seperti, penyembuh penyakit tipus. Caranya, dengan mengeringkan cacing dan menumbuknya hingga halus. Hasil tumbukan kemudian dimasukkan ke dalam kapsul kemudian dimakan.
Adhita mengatakan bahwa penderita yang mengkonsumsi kapsul ini bisa sembuh dari demam yang menyertai penyakit tipus dalam waktu sehari.
"Jadi didapat tiga fungsi sekaligus dalam berternak cacing," imbuhnya.
Inovasi ini membuat mereka terpilih sebagai pemenang dalam lomba Greennovation Award 2011 yang diadakan oleh BPPT.
Inspirasi : Dari gambaran diatas bisa dilihat bahwa, inspirasi atau ide bisa didapatkan dimasa kita kekurangan atau kesulitan sesuatu. Yang akan mendapatkan inspirasi untuk mengimprovisasikan diri menemukan bahan pengganti dan memiliki fungsi lainnya.
0 comments:
Post a Comment